Pacitan, Klepukelis.blogspot.com-- Kelis sebuah perkampungan tua yang telah ada sejak dulu sebelum berdirinya desa Klepu, terletak di Dusun Krajan Desa Klepu. Perkampungan Kelis daerahnya berbentuk bukit dan diapit persawaan. Tidak sulit untuk menjangkau wilayah ini, hanya berjarak sekitar 200 meter dari jalan utama desa klepu melewati jalan peluran bisa dicapai dengan kendaraan roda dua maupun roda empat.
Perkampungan Kelis tidak bisa dipisahkan dari sejarah Desa Klepu tempo dulu, konon menurut cerita Lurah desa Klepu yang ke-2 berasal dari perkampungan ini, sehingga sampai sekarang banyak orang menyebut desa Klepu dengan sebutan Klepu Kelis.
Sebuah bangunan Masjid yang konon merupakan masjid tertua dan pertama yang berdiri didesa Klepu juga berada di perkampungan ini, belum diketahui secara pasti baik asal mula nama kelis maupun sejarah berdirinya masjid tersebut.
Sebagai gambaran yang menunjukkan kampung Kelis adalah Kampung tua, ialah di temukannya beberapa benda kuno. Penemuan benda-benda kuno tidak sengaja ketika warga setempat melakukan penggalian tanah untuk pondasi rumahnya, mulai dari koin kuno dan peralatan rumah tangga yang berusia tua. Sayangnya saat ini tidak bisa diketahui keberadaan benda-benda tersebut.
semoga sekelumit cerita tentang Kelis di atas bermanfaat.
Tulisan di bawah, sekedar berbagi semata tanpa adanya maksud dan tujuan tertentu. Silakan dikomentari dan di tanggapi karena pada dasarnya untuk berbagi dan diskusi. Saya yakin banyak teman yang lebih mengerti, paham, dan lebih ahli dari saya, terimakasih.
Senin, 23 Februari 2015
Jumat, 20 Februari 2015
KLEPU KELIS
Pacitan, Klepukelis.blogspot.com-- Nama blog klepukelis ini diambil dari nama lain desa Klepu, yaitu Klepu Kelis. Tidak sedikit yang menyebut desa Klepu dengan Klepu Kelis terutama oleh kebanyakan warga tetangga desa Klepu.Identitas lain dari desa Klepu di Kecamatan Sudimoro ini selain untuk memudahkan dalam membedakan satu sama lain dari banyaknya nama desa Klepu juga ada cerita di balik nama itu.
Berdasarkan cerita jaman dahulu, setelah berakhirnya masa kepemimpinan lurah Klepu yang pertama, kemudian dilanjutkan oleh seorang Lurah dari Kelis. Pusat pemerintahan dari Klepu ke Kelis menyebabkan masyarakat pada masa itu menyebut dengan kelurahan kelis, penyebutan tersebut menunjuk pada tempat tinggal seorang Lurah sekaligus sebagai pusat pemerintahannya.
Berdasarkan cerita jaman dahulu, setelah berakhirnya masa kepemimpinan lurah Klepu yang pertama, kemudian dilanjutkan oleh seorang Lurah dari Kelis. Pusat pemerintahan dari Klepu ke Kelis menyebabkan masyarakat pada masa itu menyebut dengan kelurahan kelis, penyebutan tersebut menunjuk pada tempat tinggal seorang Lurah sekaligus sebagai pusat pemerintahannya.
demikian asal asulnya penyebutan Klepukelis
Minggu, 15 Februari 2015
SISI LAIN DESA KLEPU
Keunikan
Jalan Mbandung
Pacitan, klepukelis.blogspot.com--Jalan yang terletak di sebelah barat desa Klepu ini
membentang sepanjang ±600 meter diatas desa Terbis Kabupaten Trenggalek. Jalan Kabupaten
yang menghubungkan desa Klepu dengan desa Ketanggung ini sepintas sama seperti
ruas jalan pedesaan yang naik turun dan berkelok-kelok, tetapi jika kita
perhatikan dengan seksama ternyata jalan ini keberadaannya sangat unik.
Mulai pertigaan Mbodeh kearah barat sampai Mbandung jalan
raya Klepu juga berfungsi sebagai batas wilayah antara desa Klepu dengan desa
Terbis, baru kemudian setelah Mbandung kearah barat ketanggung merupakan
wilayah Terbis. Keunikan jalan ini mungkin merupakan satu-satunya jalan di
Kabupaten Pacitan yang berada di wilayah Kabupaten lain, lebih tepatnya Jalan ini
benar-benar melintas dan membelah di desa Terbis sepanjang ±600
meter.
Ada sebuah cerita yang menyebabkan salah satu ruas jalan di
Kabupaten Pacitan ini bisa melintas di wilayah Kabupaten Trenggalek. Pada tahun yang belum diketahui, di Banaran
telah di temukan sesosok mayat ketika hal ini di konfirmasikan ke desa Klepu
dan desa Ketanggung tidak ada yang merasa kehilangan warganya. Baru kemudian
ada yang mengakui bahwa mayat tersebut berasal dari warga desa Terbis, dan
sejak saat itu sisi sebelah utara jalan raya Klepu ini menjadi wilayah desa
Terbis sampai sekarang. Versi lain menyebutkan jika pada jaman dahulu kecamatan
Panggul termasuk kekuasaan wilayah Kabupaten Pacitan.
(baca juga: http://id.wikipedia.org/wiki/Panggul,_Trenggalek)
Diolah dari beberapa sumber untuk blog
klepukelis.blogspot.com
Kamis, 12 Februari 2015
MENGUAK MISTERI NAMA KLEPU
Pohon Klepu Dewandaru-Janandaru |
Pacitan, klepukelis.blogspot.com-- Penyebutan suatu nama tempat atau lokasi oleh orang-orang dahulu, sering memberi nama suatu tempat berdasarkan sesuatu yang paling mencolok yang berada di lokasi tersebut. Nama pedukuhan watugede, karena di sekitar tempat tersebut terdapat batu besar, demikian juga nama pedukuhan plethes dowo karena lokasi itu juga terdapat batu yang memanjang dan sebagainya.
Nama Klepu berasal dari nama pohon
Klepu Dewandaru-Janandaru yang pernah tumbuh di pedukuhan klepu masa itu. Klepu
Dewandaru-Janandaru (Eugenia uniflora Linn.) merupakan tumbuhan perdu dengan
tinggi mencapai 5 meter dan hidup menahun. Batang pohon dewandaru tegak,
berkayu , berbentuk bulat dengan kulit kayu berwarna coklat.
Dalam terminologi jawa pohon Klepu
Dewandaru-Janandaru dapat diartikan sebagai kayu ‘Pembawa Wahyu Dewa’. Kata
Klepu Dewandaru-Janandaru juga dijumpai dalam kisah pewayangan "semar
mantu" sebagai salah satu syarat agar bisa memperistri Siti
Sundari putri Prabu Kresna.
demikian
sekelumit cerita tentang asal-usul nama klepu
Rabu, 11 Februari 2015
NAMA KLEPU
Pacitan, Klepukelis.blogspot.com-- Jika kita berselancar
di internet dan mencari kata “desa klepu” maka Sekitar 34.100 hasil dalam waktu
(0,26 detik) per Pebruari 2015. Dan jika kita masuk ke situs: http://id.wikipedia.org/wiki/Klepu
hasilnya Klepu banyak digunakan sebagai nama desa di Indonesia dan dapat merujuk kepada:
- Desa Klepu, di Kecamatan Butuh, Purworejo, Jateng
- Desa Klepu, di Kecamatan Ceper, Klaten, Jateng
- Desa Klepu, di Kecamatan Keling, Jepara, Jateng
- Desa Klepu, di Kecamatan Kranggan, Temanggung, Jateng
- Desa Klepu, di Kecamatan Pringapus, Semarang, Jateng
- Desa Klepu, di Kecamatan Pringsurat, Temanggung, Jateng
- Desa Klepu, di Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jatim
- Desa Klepu, di Kecamatan Sooko, Ponorogo, Jatim
- Desa Klepu, di Kecamatan Sudimoro, Pacitan, Jatim
- Desa Klepu, di Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jatim
Melihat penyebarannya nama Desa Klepu
terdapat 6 di Provinsi Jawa Tengah dan 4 di Provinsi Jawa Timur. Belum ada
penelitian yang membuktikan apakah penggunaan nama Klepu tersebut
memililki hubungan antara satu sama lainnya. Menurut pendapat pribadi,
jika dilihat sepintas dari jumlah pengguna nama Klepu yang banyak
terdapat di Jawa Tengah kemungkinan besar nama Klepu berasal dari Provinsi
Jawatengah. Sedangkan nama Klepu di Jawa Timur diperkirakan dilakukan
oleh para prajurit kerajaan jaman dahulu yang terdesak dan melarikan diri dari
penjajah Belanda.
(Baca juga: http:http://klepukelis.blogspot.com/2015/02/menguak-misteri-nama-klepu.html)
Selasa, 10 Februari 2015
TRAGEDI KROMOMEDJO
Pacitan, klepukelis.blogspot.com--Peristiwa geger Gunung Slurung terjadi pada tahun 1930. Kromomedjo yang berasal dari desa Klepu, memimpin warga sekitar untuk menentang program pemerintah Kolonial Belanda “cacah jiwo” baca sensus penduduk .
Diceritakan, pada masa itu kehidupan masyarakat desa Klepu sangat terisolasi
dari dunia luar. Kebanyakan masyarakatnya “buta huruf” karena memang tidak ada
guru dan tempat untuk belajar baca tulis, andaikata ada itupun hanya terdapat
dikota-kota besarnya setingkat kota kabupaten atau kawedanan.
Sosok Kromomedjo yang berani menentang penguasa, berawal dari
salah paham dalam memaknai arti kata cacah jiwa. Cacah jiwa yang juga biasa di
ucapkan pencacahan jiwa oleh kebayakan orang desa dipahami oleh Kromomedjo
bahwa jiwa pendunduk akan disakiti.
Kromomedjo memiliki sifat keras kepala, pemahamannya yang
keliru mengenai cacah jiwa pantang dikoreksi oleh orang lain. Hingga pada hari
yang telah ditentukan didampingi kedua saudaranya Kromomedjo berangkat menuju
hutan Gunung Slurung. Sepanjang perjalanan mereka juga mampir kerumah warga
sekitar dan mengajak untuk mengikutinya. Puluhan orang berhasil mereka
ajak untuk bersembunyi dan menghidari cacah jiwa.
Penolakan Kromomedjo dan pengikutnya terhadap kegiatan pencacahan
jiwa itu, terdengar juga oleh Bupati Pacitan di masa itu R.
Adipati Harjo Tjokronegoro I. Mengetahui laporan jika di desa Klepu ada
sebagian masyarakatnya yang menentang kegiatan sensus pencacahan jiwa, Bupati
beserta jajarannya didampingi tentara turun langsung ke Desa Klepu untuk mengetahui
duduk permasalahannya.
Setelah sampai di lokasi persembunyian Kromomedjo yaitu disebuah
sebuah goa didalam hutan sebelah utara Gunung Slurung, Bupati R. Adipati Harjo
Tjokronegoro I mendekati mengajak bicara Kromomedjo untuk diajak kembali
kerumahnya dan diharapkan mengikuti pencacahan jiwa. Tetapi kromomedjo
tetap bergeming dengan keputusannya tidak mau dicacah jiwa. Tidak cukup menolak
ajakan dari orang nomor satu di Kabupaten Pacitan ini, kromomedjo malah
mengayun-ayunkan sebilah keris yang dikenal dengan keris condong campur ke para
pejabat Pemda Pacitan kala itu. Hingga pada satu kesempatan kerisnya mengenai
Bupati Pacitan R. Adipati Harjo Tjokronegoro I. Tindakan Kromomedjo yang telah
melukai penguasa Kabupaten Pacitan ini membuat marah para tentara pengiringnya.
Diberondonglah kromomedjo dengan tembakan oleh para tentara itu, tetapi
kromomedjo ternyata kebal senjata api, berondongan peluru tersebut menewaskan
kedua saudara Kromomedjo seketika, sedangkan Kromomedjo sendiri tetap segar
bugar. Karena tidak mempan senjata api maka di ringkuslah Kromomedjo sampai
tidak bisa melakukan perlawanan dan setelah memberitahu kelemahan barulah
Kromomedjo bisa habisi.
Langganan:
Postingan (Atom)